MOROWALI, CORONGSULTRA.COM – PT. Vale Indonesia Tbk (PT. Vale) Indonesia Growth Project (IGP) Morowali menggelar Sosialisasi Pelatihan Tanaman Obat dan Sayur Organik di tiga desa yaitu Desa Kolono dan Desa Onepute Jaya, dan Desa Lele, Jumat (16/6/2023). Kegiatan yang dilaksanakan dua hari ini (15-16 Juni 2023) merupakan rangkaian dari Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PRSLB) PT. Vale.
Pada kegiatan ini, PT. Vale menghadirkan pemateri dari Ahli Herbal Medik, dr. Rianti Maharani dan Ahli Tanaman Organik, Alik Sutaryat. Pesertanya merupakan 126 petani yang berasal dari 13 desa pemberdayaan IGP Morowali, yaitu Desa Kolono, Desa Onepute Jaya, Desa Ululere, Desa Nambo, Desa Lele, Desa Bahomatefe, Desa Geresa, Desa Dampala, Desa Siumbatu, Desa Lahuafu, Desa Laroue, Desa Unsongi, dan Desa Bahomoahi.
Project Director IGP Morowali, Topan Prasetyo menjelaskan, PT. Vale ingin memfasilitasi dan membekali pengetahuan yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya para petani yang ada di daerah binaan IGP Morowali. Oleh karena itu, program tersebut bukan hanya berisi sosialisasi dan pelatihan saja, tetapi juga akan ada pendampingan rutin bagi para petani.
Topan berharap, setelah mengikuti program ini para petani dapat mengolah tanaman herbal dan sayur organik secara mandiri dan mampu meningkatkan pendapatan mereka.
“Semoga ilmu dan pendampingan yang kami berikan dapat membantu para petani menciptakan peluang usaha dan sumber pendapatan yang lebih baik,” tuturnya.
Sementara itu, dr. Rianti menyampaikan, sosialisasi ini merupakan pertemuan persiapan guna melihat antusias dan minat masyarakat untuk belajar budidaya tanaman herbal. “Ternyata banyak sekali yang antusias,” ujarnya.
Dia menjelaskan, setelah sosialisasi akan ada Pelatihan Herbal Dasar yang akan dilaksanakan di bulan Juli mendatang. Nantinya peserta akan diajak untuk mengenali jenis, bentuk, khasiat tanaman obat, dan bagaimana cara mengolah tanaman obat menjadi produk yang dapat dipasarkan. Setelah itu, pada tahun depan, para peserta akan diberikan pelatihan herbal lanjutan yang lebih intens, yang mana mereka tidak hanya mempelajari tanaman herbal untuk kesehatan tetapi juga untuk kecantikan.
“Di tahun depan juga akan ada sertifikasi. Tujuannya agar masyarakat yang sudah tersertifikasi itu layak untuk memberikan ramuan ataupun memproduksi olahan herbal. Kalau di pendidikan formal, sertifikat yang kita berikan itu setara dengan Diploma 2,” jelasnya.
Kabupaten Morowali memiliki potensi yang cukup baik untuk pembudidayaan tanaman herbal maupun sayur organik. Menurutnya tanah di sini sangat subur, sehingga apa saja yang ditanam dapat tumbuh dengan baik termasuk tanaman obat herbal dan sayur organik. Selain jenis tanah yang mendukung, potensi lahan untuk melakukan budidaya tanaman obat herbal dan sayur organik juga masih sangat luas. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan seluruh potensi tersebut secara maksimal.
“Potensi di sini luar biasa. Lahannya luas, apapun yang kita tanam akan tumbuh karena tanah di sini sangat subur. Jadi sayang kalau potensi ini tidak dikembangkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ahli Tanaman Organik, Alik berbagi pengetahuan terkait bahaya yang dapat timbul apabila petani masih menggunakan bahan kimia, serta memaparkan peluang bagi para petani lokal yang mau berkomitmen untuk mengolah sayur organik.
Salah seroang petani, Astina mengaku senang berkesempatan mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya, pelatihan ini memberikan banyak manfaat, jika sebelumnya dia hanya tahu mengkonsumsi tanaman-tanaman herbal sebagai pelengkap bumbu dapur seperti, kunyit dan jahe, tanpa tahu khasiatnya.
Kini, setelah mendapatkan edukasi dari narasumber, dia jadi tahu manfaat yang luar biasa dari tanaman herbal tersebut. Sehingga dia semakin semangat untuk ikut dalam program tersebut.
“Semoga saya bisa mengikuti program ini sampai selesai dan bisa bermanfaat bagi diri pribadi dan juga teman-teman yang membutuhkan tanaman herbal,” ungkapnya.
REDAKSI