Ketua DPRD Sultra Bacakan Teks Proklamasi di Upacara HUT RI Ke-78

KENDARI, CORONGSULTRA.COM – Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membacakan teks Proklamasi saat upacara kenaikan bendera merah putih dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di halaman Kantor Gubernur Sultra, Kamis (17/8/2023).

Dengan khidmat, Gubernur Sultra Ali Mazi, Wakil Gubernur (Wagub) Lukman Abunawas, Wakil Ketua I DPRD Herry Asiku, Wakil Ketua II Jumarding, beberapa anggota DPRD, Forkopimda, Pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov), veteran kemerdekaan, dan seluruh peserta upacara mendengarkan Ketua DPRD Abdurrahman Shaleh membacakan teks Proklamasi.

Dalam upacara peringatan HUT RI ke-78 tingkat Provinsi Sultra bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Gubernur Ali Mazi. Sedangkan Komandan Upacara oleh Mayor Laut Budiyanto dari Dansatma Lanal Kendari.

Seusai upacara , Abdurrahman Shaleh atau ARS memaknai pembacaan teks Proklamasi adalah momentum mengulang dan mengenang Presiden RI pertama Soekarno membacakan pernyataan kemerdekaan Indonesia 78 tahun silam.

Saat rapat paripurna mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI hari Rabu kemarin. ARS menyampaikan, kemerdekaan bangsa Indonesia adalah titik puncak hasil tabung perjuangan terdahulu sebagai anugerah Tuhan.

“Dari perjuangan itu hendaklah kira diilhami pentingnya kepemimpinan, persatuan dan kesatuan, soliditas dalam nasionalisme, gotong royong, optimisme, ikhtiar yang diiringi doa, serta tanggung jawab menjaga, merawat dan melanjutkan cita-cita kemerdekaan dari antar generasi,” katanya.

Karena itu katanya, sebagai generasi pewaris berkewajiban menjadi pengandi pengisi kemerdekaan yang tentunya bervariasi dan banyak macam sesuai dengan medan kiprah masing-masing.

Bagi generasi yang dianugerahi kekuasaan, maka tanggung jawab dalam mengelola kebijakan dan pembangunan mutlak dilaksanakan dengan penuh amanah. Lanjutnya, kekayaan alam dan sumber dayanya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Karena itu potensi sumber daya alam memerlukan tata kelola yang mengedepankan etika lingkungan agar tidak terjadi marabahaya di kemudian hari,” ucapnya.

Selain itu, diperlukan kearifan untuk menjaga sebagian alam agar kelak anak cucu bangsa Indonesia dan khususnya Sultra juga dapat memanfaatkan dan menikmatinya. Hal ini penting karena peta geopolitik pada tahun-tahun mendatang semakin dinamis dengan berbagai ragam intrik menyertainya.

“Kita tidak rela mewariskan masa depan bangsa ke generasi berikutnya yang akan menjadi generasi pengemis, lemah, dan tidak berdaya yang pada akhirnya menodai makna kemerdekaan, mencederai kehormatan, dan kedaulatan bangsa,” tutupnya.

REDAKSI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *