KENDARI, CORONGSULTRA.COM – Salah satu perusahaan tambang di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), PT. Sinar Jaya Sultra Utama (SJSU) melebarkan sayap usahanya di sektor pengolahan dan pemurnian nikel dengan proses High Pressure Acid Leaching (HPAL) tahun 2024 mendatang.
Tidak tanggung-tanggung, PT. SJSU telah menyiapkan lokasi pembangunan smelter HPAL di salah satu Kecamatan di Kota Kendari, Sultra dengan bendera perusahaan PT. Kendari Kawasan Industri Terpadu.
PT. Kendari Kawasan Industri Terpadu telah menandatangani MoU Signing Framework Agreement dengan investor asing China Construction Third Engineering Bureau Group Co. Ltd, di salah satu hotel di Kota Kendari, Kamis (14/4/2022).
Mengutip laman nikel.co.id, Selasa (15/8/2023), pendiri sekaligus Komisaris Utama (Komut) PT. SJSU H. Herry Asiku mengatakan, lokasi pabrik HPAL ini masuk Wilayah Kawasan Industri Proyek Strategi Nasional (PSN) di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Kendari.
“InsyaAlloh awal tahun depan kita mulai membangun High-Pressure Acid Leach di area kawasan industri itu bekerja sama dengan teknologi China,” ucap Herry Asiku.
Herry Asiku bilang, sekarang ini sudah mulai banyak pembangunan pabrik dengan teknologi HPAL dan diharapkan ada perusahaan yang membangun pabrik untuk membuat strorage untuk Asam Sulfat di daerah sekitar tambang karena material Asam Sulfat cukup banyak tersedia.
Asam Sulfat katanya, biasa digunakan untuk Leaching (memisahkan mineral) dan di Korea itu sudah ada yang membuka pabrik olahan dengan menghasilkan beberapa ton dengan nilai jual per ton beberapa Dollar Amerika Serikat (US$) dan dulunya Asam Sulfat ini dianggap hanya sampah sehingga banyak dibuang.
“Saya kira dikawasan industri itu perlu dibikin pabrik Asam Sulfat atau storage-nya seperti tanki BBM yang bisa menampung 100 ribu ton agar semua perusahaan yang ada disitu breaking. Saya kira itu yang paling penting untuk penambangan industri nikel ke depan,” tuturnya.
Dia menambahkan, dalam industri pertambangan di kawasan PSN akan ada pemberian fasilitas dari negara melalui pemerintah dan ada banyak kemudahan atau keringanan ketika berinvestasi di wilayah industri tersebut.
“PSN adalah proyek yang menjadi perhatian nasional yang apabila investor masuk dikawasan PSN maka banyak kemudahan-kemudahan yang diperoleh termasuk tax (pajak),” ungkapnya.
Ia menjelaskan, SJSU adalah perusahaan tambang nikel yang telah memiliki IUP dengan total luas wilayah keseluruhan hampir mencapai 30.000 hektare dan yang baru dipergunakan sebabnyak 2.000 hektare. SJSU telah menjadi PSN dan wilayah yang telah memiliki legalitas yang jelas ada sebesar 1.700 Ha di Kendari.
Herry Asiku menyebutkan, untuk Produksi Nikel Laterit per tahun kurang lebih 2 Juta ton dan untuk Limonit kurang lebih sebanyak 500 ribu ton dengan Kadar Laterit 1,7 dan Limonit 1,3.
“Kurang lebih produknya 170 ribu ton Nikel Sulfat per tahun dan 30 ribu ton Kobal Sulfat dan 10 ribu ton Mangan Sulfat,” ujarnya.
Supaya proyek pabrik HPAL ini bisa berjalan, dia juga mengundang dan mempersilakan perusahaan-perusahaan teknologi dari negara lain untuk bergabung dan membangun pabrik turunan nikel, seperti Pabrik Prekursor, Katoda, Anoda, hingga produk akhir, yaitu baterai.
“Kami berharap untuk teknologi jangan dimonopoli oleh satu negara, seperti China. Kita berharap Korea juga mengambil untuk membuat teknologi yang saling berkompetisi, kita berharap juga dengan Jepang, Eropa yang sudah maju bisa berkompetisi sehingga nanti produknya akan mengarah kepada yang tadi saya buka (Prekursor, Katoda, Anoda, Baterai),” katanya.
REDAKSI