JAKARTA, CORONGSULTRA.COM – Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago, mengatakan sudah ada empat nama kandidat yang akan menjadi calon ketua umum Partai Golkar. Hal itu seperti dikemukakan oleh Bambang Soesatyo beberapa waktu lalu.
Selain nama Bambang, ada pejawat Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kertasasmita.
Arifki melihat dari empat nama tersebut, tiga figur merupakan menteri aktif di pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini. Sehingga ia melihat Munas Golkar yang kemungkinan diadakan akhir Desember 2024 ini akan ada upaya agar Partai Golkar tetap dipimpin oleh orang yang dekat dengan Jokowi dan juga Prabowo Subianto.
“Dari bursa yang ada, tiga menteri Jokowi bakal ikut bertarung. Bahlil, Airlangga, dan Agus Gumiang. Karena Munas dilakukan diakhir tahun, kandidat yang terpilih orang yang paling Jokowi atau Prabowo. Kita melihat ada upaya supaya Golkar tetap dikuasai oleh orang-orang Jokowi sehingga tetap berada di dalam pemerintahan,” kata Arifki, Senin (11/3/2024).
Dari empat nama yang beredar, Arifki melihat peluang terbesar berada di tangan Airlangga Hartarto. Di mana Menko Perekonomian itu dianggap berhasil mengangkat suara Partai Golkar di Pileg 2024.
Meski tidak mengusung kader sendiri di Pilpres 2024, tapi keputusan Airlangga kata Arifki dinilai tepat dengan mendukung Prabowo Subianto dan mendapatkan efek ekor jas dari Ketua Partai Gerindra tersebut. Kini walau Golkar bertengger di urutan dua Pileg, ada kemungkinan Golkar mendapatkan kursi DPR RI paling banyak. Sehingga daya tawar Partai Golkar terhadap pemerintahan Jokowi saat ini dan juga pemerintahan selanjutnya akan semakin kuat.
Karena itulah lanjut Arifki, Munas Golkar 2024 ini akan jadi sangat penting lantaran akan menentukan arah politik Golkar selama lima tahun ke depan.
Di tengah mulainya mencuat nama-nama kandidat caketum Golkar, juga diwarnai dengan isu akan bergabungnya Presiden Jokowi ke partai berlambang beringin tersebut. Karena Jokowi sendiri dinilai sudah tidak sejalan lagi dengan partainya PDIP. Sementara Jokowi masih membutuhkan kendaraan politik untuk mengamankan keluarganya setelah tidak lagi berkuasa nanti.
“Isu-isu Munas Golkar ini terus menjadi perbincangan karena adanya kabar Jokowi bakal bergabung dengan Partai Golkar. Ketidaknyamanan hubungan Jokowi dan PDIP banyak argumentasi yang memperkuat. Jokowi bakal berlabuh ke partai beringin,” ujar Arifki.
Selain Jokowi, tambah Arifki, Prabowo yang disebut sebagai pemenang Pilpres versi quick count juga berkepentingan dengan Partai Golkar. Supaya Prabowo mendapatkan jaminan Golkar tetap setia berada di sisinya selama memerintah di periode 2024-2029 nanti.
Walau kini berada dalam satu kubu dengan Jokowi, tapi Arifki memprediksi bisa saja Prabowo lebih mementingkan kepentingan dirinya dan partainya ketimbang terus loyal kepada Jokowi yang nanti tak lagi akan berkuasa. “Prabowo tentu berkepentingan juga dengan Partai Golkar,” kata Arifki menambahkan.
Sumber: Republika