Rumah Makan Hingga Pub Terdampak Kebijakan Efisiensi, Ini Tanggapan Arokap Sultra

KENDARI, CORONGSULTRA.COM – Asosiasi Rumah Makan, Refleksi, Bioskop, Karaoke, Warkop, dan Pub (Arokap) Sulawesi Tenggara (Sultra) menilai ada dampak positif dan negatif dari kebijakan efisiensi yang diberlakukan oleh pemerintah pusat. Sisi positif, efisiensi ini dilakukan untuk rakyat Indonesia.

“Sisi negatifnya atau faktor tidak baiknya dari efisiensi ini, banyak usaha UMKM baik skala kecil, menengah, dan atas yang terkena dampak. Dampaknya ada yang langsung tutup ada juga dampak yang tetap bertahan walaupun setengah mati,” kata Ketua Arokap Sultra, Amran, Kamis (31/7/2025).

Dia mencontohkan dampak negatif efisiensi yakni rumah makan. Untuk mengongkosi opersionalnya selama satu, dua, tiga bulan itu masih bisa. Tapi pertanyaannya apakah usaha rumah makan yang membuang budget besar, maintenance tempat, dan pembayaran beban biaya lainnya bisa membayar itu paling mampu satu bulan.

“Pengaruh yang lain, berkurangnya kunjungan yang tadinya ada 10 orang pengunjung sekarang sisa 2 orang. Apalagi rumah makan dan restoran, lebih-lebih tempat hiburan bahkan pengunjungnya dalam sebulan kosong,” ungkapnya.

Padahal kata Amran, mereka sebagai subjek pajak memberi sumbangsih besar pada daerah dan negeri ini. Pembayaran pajak dan retribusi rumah makan dan restoran itu dikumpulkan dalam kas daerah dan digunakan untuk pembangunan infrastruktur maupun non infrastruktur.

“Nah pertanyaannya, apa yang kita mau setorkan kalau tidak ada pengunjung. Nah itu sangat berdampak, apalagi dampak yang lain,” ujarnya.

Dampak yang paling terasa bagi pengusaha kata Amran, adalah tidak berlanjutnya kontrak karyawan yang habis kontraknya dan bisa dikatakan bahasa kasarnya adalah PHK dan itu sudah terjadi di Kendari.

“Hanya ini kita teman-teman kenapa tidak mau ributkan karena percuma karena itu kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah hanya melaksanakan,” katanya.

Mewakili teman-temannya di Arokap, Amran memberi masukan kepada pemerintah pusat dan daerah ini memberikan keringanan dan insentif. Mungkin selama jalannya efisiensi, beban pajak berupa PBB maupun pajak restoran dan hiburan 5 sampai 10 persen diberikan kebijaksanaan insentif.

“Tapi ini kan kita tidak tahu, kebijakan ini tidak akan diambil pemerintah daerah jika tidak ada petunjuk dari pemerintah pusat. Kenapa, karena mengelola daerah itu bulan hanya kita orang daerah di dalamnya tetapi mengelola daerah baik Provinsi, Kabupaten, dan Kota kita dimonitor dilihat oleh teman-teman Kementerian. Pemerintahnya di bawah kepemimpinan ini mampu nda kelola daerahnya,” tukasnya.

Menurutnya, posisi sekarang untuk membiayai suatu daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota khususnya di Indonesia Timur masih mengharapkan dana dari pusat yaitu DAU dan DAK. Belum mampu membiayai dirinya sendiri seperti daerah Yogyakarta, Bali, Lombok, dan DKI Jakarta bahkan bisa memberikan pemasukan untuk negara.

“Kenapa, karena SDM kita di sini dan investasi di daerah kita masih terbatas, sehingga apa, untuk anak-anak kita mau bekerja masih terbatas,” katanya.

“Ini PR kita bersama baik saya sebagai ketua asosiasi pengusaha rumah makan, restoran, refleksi, bioskop, warung kopi, temlat karaoke, dan diskotik. Bagaimana kita memberikan edukasi kepada teman-teman di luar untuk berinvestasi di Kendari karena itu akan memberikan peluang pada anak-anak kita untuk direkrut,” katanya lagi.

Dia berpesan kepada pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota memberikan kemudahan akses berinvestasi. Selama ini yang dia melihat pemerintah kota dan provinsi mengawal dan memberikan edukasi dan kemudahan persyaratan, verifikasi, apa kewajiban pengusaha yang harus dipenuhi, dan mengurus OSS.

Apalagi di Kota Kendari ini dia support Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari di bawah kepemimpinan Wali Kota Siska Karina Imran dengan Wakil Wali Kota Sudirman memang betul-betul pelayanan PTSP dan seluruh SKPD tidak ada keluhan karena mereka kawal.

“Saran saya selalu diadakan coffee morning dengan teman-teman pengusaha di Kota Kendari, siapa tahu ada solusi atau ada pemahaman yang sama yang bisa kita satukan menjadi inovasi yang terbaik untuk Kota Kendari, itu saran saya,” tutupnya.

REDAKSI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar