KENDARI, CORONGSULTRA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menanggapi pemberitaan di sejumlah media terkait ajudan Gubernur Sultra menghalangi jurnalis ketika
wawancara Gubernur, seusai acara Akad Massal KUR 800.000 Debitur Penciptaan Lapangan Kerja dan Peluncuran Kredit Program Perumahan di Aula Bahteramas Kantor Gubernur Sultra, hari Selasa kemarin.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Pemprov Sultra Sultra, Andi Syahrir menjelaskan kronologi sebagai hak jawab untuk mewujudkan pemberitaan yang berimbang (cover both side).
Andi Syahrir mengatakan, proses wawancara berlangsung lancar pada awalnya, dengan pertanyaan yang berfokus pada tema acara. Wawancara kemudian dinyatakan selesai berdasarkan tema tersebut.
“Setelah wawancara tema acara selesai, salah seorang jurnalis mengajukan pertanyaan lain kepada Gubernur terkait pengangkatan pejabat yang diberitakan pernah bermasalah hukum,” ujarnya melalui rilis tertulisnya, Rabu (22/10/2025).
BACA: AJI Kendari Kecam Ajudan Gubernur Sultra Halangi Kerja Jurnalis
Gubernur menanggapi pertanyaan tersebut dengan tersenyum dan tidak memberikan komentar. Selanjutnya, Gubernur melangkah, yang menjadi sinyal bahwa Beliau telah mencukupkan sesi wawancaranya.
Jurnalis yang bersangkutan masih berusaha meminta tanggapan dan berupaya untuk mendekati dan merangsek (mengutip istilah yang digunakan AJI Kendari dan IJTI Sultra dalam Siaran Pers-nya), sehingga terhalang oleh tubuh para staf pengawalan. Kemudian menyampaikan bahwa wawancara telah cukup dan selesai.
Berdasarkan kronologi tersebut kata Andi Syahrir, Pemprov Sultra menyatakan sama sekali tidak ada upaya untuk menghalang-halangi kerja wartawan dalam memperoleh informasi, maupun tindakan-tindakan yang mengarah pada aksi kekerasan.
“Staf pengawalan hanya mencegah pemandangan yang tidak elok atas upaya ‘mendekati dan merangsek’ yang dilakukan oleh jurnalis, saat narasumber (dalam hal ini Gubernur) tidak berkenan lagi memberikan tanggapan,” jelasnya.
Andi Syahrir menegaskan, Pemprov Sultra sangat menghargai dan menghormati kerja-kerja jurnalistik yang dijalankan secara profesional dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.
Dalam rangka mewujudkan proses jurnalistik yang imparsial, Andi Syahrir mengatakan, Pemprov Sultra mendorong dan mendukung penuh relasi antara jurnalis dengan narasumber yang dilandasi dengan rasa saling menghormati dan menghargai sebagai landasan mewujudkan iklim jurnalisme yang sehat.
REDAKSI
https://shorturl.fm/k1sLE