KENDARI, CORONGSULTRA.COM – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2024, Ketua Umum Kolaboratif Pemuda Indonesia Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), Aswar mengajak seluruh masyarakat Sultra dari semua golongan untuk menjaga situasi aman, tertib, dan nyaman menjelang Pilkada.
Dalam imbauannya, Aswar menekankan pentingnya menghindari berbagai bentuk gangguan yang dapat merusak situasi kondusif selama tahapan pilkada. Ia mengingatkan masyarakat untuk menjauhkan diri dari penyebaran berita bohong atau hoaks, kampanye hitam, serta isu yang mengandung unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang kerap kali menjadi alat provokasi.
“Baru-baru ini kita di gemparkan oleh orasi yang mengandung provokasi dari salah seorang mantan Gubernur Sulawesi Tenggara. Seorang tokoh yang seharusnya mencerminkan kebijaksanaan dan tidak menganut paham primordial yang dapat mengkerdilkan cakupan pemikiran terkhusus Pemuda dan Pemudi Sultra. Mari kita bersama-sama menolak segala bentuk provokasi, sehingga kita bisa menciptakan suasana pilkada yang damai dan sejuk di Sulawesi Tenggara,” ucap pria yang juga sebagai mahasiswa Magister Manajemen UHO itu.
Imbauan tersebut disampaikan untuk mengantisipasi konflik sosial yang berpotensi muncul di tengah masyarakat Sultra selama tahapan pilkada.Sebagai salah seorang pemuda yang peduli dengan Sultra, Aswar berharap peran seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kedamaian di wilayah masing-masing, demi keberlangsungan pesta demokrasi yang aman dan lancar.
Masyarakat diimbau untuk tetap bijak dalam menyikapi setiap informasi yang beredar dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana seperti yang baru saja terjadi di tengah masyarakat Wakatobi. Mari bersama menolak politik identitas yang menjadi momok buruk dalam demokrasi dimana pun.
Berbagai catatan sejarah demokrasi yang mendorong pemanfaatan identitas politik untuk meraih kekuasaan berakhir pada kekacauan, ketidakstabilan pemerintahan, demokrasi, bahkan munculnya perpecahan di masyarakat dan peperangan.Indonesia sebagai suatu negara yang sangat maju sangat rentan dengan isu politik identitas. Indonesia ditakdirkan hidup dengan kemajemukan suku, ras, adat istiadat, agama, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda.
Terlebih lagi di era digital, pemanfaatan media sosial dan internet yang tidak sehat akan membanjiri masyarakat dengan informasi-informasi palsu atau hoax, fitnah dan gagasan negatif untuk merebut kekuasaan tanpa mempertimbangkan keutuhan bangsa dan negara terkusus di daerah kita tercinta Sulawesi Tenggara.
Oleh karena itu, politik identitas harus diwaspadai oleh seluruh elemen masyarakat Sultra karena dapat menjadi ancaman dan menimbulkan disintegritas bangsa terutama daerah kita jelang pelaksanaan Pilkada 2024. Selain itu, politik identitas juga berdampak negatif bagi keberagaman dan persatuan bangsa.
“Mari kita sambut Pilkada dengan semangat kebersamaan, persatuan, dan saling menghormati, dan kami juga mengecam kepada Bawaslu Sultra untuk memproses dan menindak segala bentuk Black Campaign yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat Sultra,” tutup Aswar.
Dengan komitmen bersama, diharapkan pilkada 2024 dapat digelar dengan aman, sehingga terpilihlah pemimpin yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat. [*]