Partai Demokrat Sultra Kritik Proyek Mercusuar Gubernur Ali Mazi

KENDARI, CORONGSULTRA.COM – Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra) Muhammad Endang SA mengkritik berbagai proyek mercusuar yang dibangun oleh Gubernur Sultra Ali Mazi.

Kritikan itu Endang sampaikan disela-sela halal bihalal IKA PMII Sultra, Minggu (14/5/2023).

Endang bilang, proyek-proyek mercusuar tersebut seperti pembangunan jalan Toronipa-Kendari dengan panjang 14 kilometer telah menelan anggaran kurang lebih Rp.1,5 triliun.

Kemudian proyek rumah jabatan (Rujab) Gubernur Rp.150 miliar, Perpustakaan lebih dari Rp.100 miliar, Patung Oputa Yiko di Bau-Bau Rp.70 miliar, Rumah Sakit Jantung kurang lebih Rp.400 miliar.

Dan yang teranyar kata Endang, adalah Ali Mazi sementara membangun kantor Gubernur 21 lantai dengan anggaran kurang lebih Rp.400 miliar.

“Pembangunan kantor gub ini gila, dan saya tidak paham urgensinya. Apa karena saya bodoh atau Ali Mazi yang bodoh dan gila?” tanya Endang.

Menurutnya segala pembangunan proyek mercusuar Ali Mazi ini akan menjadi beban bagi Gubernur pelanjutnya dan rakyat Sultra. Baik beban anggaran pemeliharaan dan pembersihan maupun menjadi beban rakyat karena mubazirnya anggaran yang dipakai membangun proyek-proyek yang bodoh dan belum urgent sifatnya.

“Coba hitung sendiri berapa biaya pemeliharaan dan pembersihan gedung kantor Gubernur 21 lantai ?, belum lagi mau dimanfaatkan untuk apa?, belum lagi kantor-kantor SKPD yang lama mau diapakan?” tanya Endang.

Dia mengatakan, bidang infrastruktur, pembanguan jalan, jembatan, dan pelabuhan dalam undang-undang adalah infrastruktur dasar karena harus menjadi perhatian utama para kepala daerah.

“Ini berbanding terbalik dengan Ali Mazi. Gubernur Sultra yang kini juga adalah Bacaleg DPR RI Dapil Sultra asal Partai Nasdem itu justru banyak membangun proyek mercusuar yang bukan merupakan infrastruktur dasar kebutuhan rakyat dan menghabiskan anggaran triliunan rupiah,” ujarnya.

Endang mengingatkan Ali Mazi yang juga Ketua Partai Nasdem Sultra akan ketentuan ajaran Islam, agama yang dianut Ali Mazi dan dirinya, yang menyatakan orang yang berbohong, apalagi itu bagi pemimpin seperti Ali Mazi akan masuk neraka.

“Orang yang berbohong apalagi bagi seorang pemimpin seperti Ali Mazi dalam Islam dan mungkin juga bagi semua agama ancaman hukumannya ya masuk neraka” kata Endang.

Sebagaimana diketahui dalam dokumen yang juga diperoleh banyak media di Sultra, Ali Mazi dalam kampanye Pilgub tahun 2018 lalu menyampaikan janji akan melakukan pengaspalan jalan di Kecamatan Lalembuu apabila terpilih sebagai Gubernur Sultra. Janji itu selain disampaikan secara lisan juga dibuat tertulis yang ditandatangani Ali Mazi di atas materai enam ribu.

Mantan Calon Bupati Konsel itu menyampaikan keheranannya akan sikap Ali Mazi yang tidak mau menunaikan janjinya kepada rakyat Lalembuu padahal ia sudah terpilih dan menjadi Gubernur Sultra.

Sepengetahuan Endang, Ali Mazi berbohong bukan saja kepada masyarakat Lalembuu tapi kepada hampir semua rakyat Sultra karena selalu menjanjikan dimana-mana akan membangun infrastruktur dasar seperti jalan dan jembatan

Ia juga mengingatkan, tahun depan Provinsi Sultra akan melaksanakan Pilkada dan Pilcaleg yang menurut hitungannya akan menelan anggaran dari APBD kurang lebih Rp.500 miliar.

Karena itu Endang meyakini masalah jalan yang ada di Sultra tidak akan bisa diselesaikan oleh Ali Mazi, kecuali setelah diganti dan Penjabat (Pj) Gubernur yang akan menggantikannya nanti membatalkan proyek-proyek yang menurutnya gila dan bodoh.

Di akhir pernyataannya, Endang juga menyampaikan keheranannya terhadap para pejabat disekeliling Ali Mazi, yang tidak mau mengingatkan atasannya tersebut. Begitu juga halnya dengan Tim percepatan Gubernur dan pimpinan serta anggota DPRD Sultra.

“Tokoh seperti Nasir Andi Baso di TGUPP, begitu juga pimpinan dan anggota DPRD Sultra, koq diam saja dan tidak mau mencegah kekonyolan Ali Mazi ini. Ada apa ini ?”. Tanya Endang lagi.

Ia juga menyampaikan bersyukur tidak pernah ikut membahas APBD di masa jabatan Ali Mazi ini.

“Jadi Insha Allah, kalau saya meninggal tidak akan turut serta ditanya-tanya soal ini,” tutup Endang.

REDAKSI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *